Saturday, November 29

krisis en gombal warming

Huuff… gombal warming dan krisis gombal akhirnya ngefek juga ke pabrik tempat kerjaku…

Big boz dari pusat datang, dan dari beberapa informasi yang bisa aku kumpulkan, bakal ada penyesuaian jumlah karyawan minimal 10% tiap bulannya, sampe dirasa sesuai ma kapasitas produksi…

Hmmm... ga bisa ga, krisis itu emang berdampak buat eksport kita. Sebenarnya kalo dilihat dari produksi kita, dari customer, ga berubah banyak. Paling efeknya cuma ke masalah chemical yang berbahan dasar gas alam yang harganya melambung tinggi, plus paper sebagai bahan utama yang jelas ga bisa dipungkiri juga mengalami kenaikan harga, karna paper kita kebanyakan import...

Lain dari itu, normal... toh banyak berita bagus dari harga paper lokal yang cenderung mengalami penurunan bertingkat akhir2 ini... belum lagi permintaan pasar yang disinyalir bakala meningkat dalam bulan2 depan... lembur juga masih bisa ngerasain. Malah akhir2 ne sering banget liat anak2 produksi lembur...
Tapi kemaren setelah beberapa kali studi kasus, ternyata antara hasil produksi, tenaga kerja dan reject item tuh ga sebanding banged...
Permintaan tetap, produksi tinggi karna banyak item NG (not good), dan masalah mendasar dari reject item itu adalah human error, 70 %...

Ga kaget c benernya. Dari al masih di produksi dulu, dengan cara dan prosedur kerja yang seperti itu, pasti lama2 akan ngefek ke hasil produksi... dan bener... sekarang terasa dampaknya. Dan jelas, memanajemen SDM jelas lebih sulit dibanding mengkatrol harga2 bahan dasar maupun meningkatkan pemasaran... pasti...
Bisa dilihat dari proses penerapan 5S saja. Sistem ini sebenernya, disadari atau tidak, akan berimbas pada peminimalisasian produk NG, penekanan biaya produksi. Sebagai salah satu cara juga mengatasi krisis. Namun alih2 diterima, cara ini malah dipandang sebelah mata, berjalan tapi dibawah tekanan, hanya karena oknum2 yang ga mengerti tujuan dari sistem ini sendiri... al juga ga banyak tau. Tapi paling tidak, dari pengalaman bekerja di beberapa perusahaan yang ber ISO lebih tinggi, dengan mematuhi 5S saja, biaya produksi bisa ditekan hingga 80%... bukan angka yang fantastis dan mengada2, karna ini sudah terbukti di tempat kerja al yang dulu... tapi sungguh, penerapannya serta cara2 oknum2 tersebut disini, benar2 ga sama dengan apa yang al alami dulu... melenceng jauh...
Boro2 dijadikan budaya, 5S malah jadi momok tiap hari jum’at, dan hanya meninggalkan satu makna saja, bersih-bersih!! Ga beda ma piket saat sekolah dulu... hmmm... sebenernya mereka sudah siap untuk bekerja atau masih pengen sekolah c??

Kenapa masih ada nggrundel2 kalo ini untuk kepentingan bersama? Kenapa masih harus menerapkan sanksi kalo tujuannya menumbuhkan kebiasaan baik? Kenapa masih ada boikot2 dari beberapa pihak kalo akhirnya semua akan kembali pada diri kita sendiri? Kenapa selalu berpikir akibat buruk dari sebuah sistem dibanding menjalani dan menemukan kesalahan serta segera memperbaiki (trial n error)? Ga ngerti deh cara pandang orang2 itu terhadap satu permasalahan bersama... toh, ini demi kebaikan bersama, kenapa harus gontok2an membenarkan pendapat pribadi, menyalahkan pihak2 lain, dan terus2an menjalankan prosedur yang sudah diketahui bermasalah...
Kenapa bisa menciptakan permusuhan dengan mudahnya hanya karena pekerjaan? Bukankah tujuan bersama selayaknya dicapai dengan kerjasama yang baik, kekompakan.. ga ada ceritanya sebuah usaha, kecil sekalipun, dibangun tanpa bantuan pihak lain...
Dalam sebuah permainan bola, tak mungkin bisa tercipta seorang striker bintang tanpa bantuan dari pemain2 yang lain... kenapa kata2 I’m nothing without U susah sekali untuk diucapkan, apalagi diterapkan?
Satu yang al bisa pelajari. Jika memang nasib pabrik al kedepan bakal hancur, al yakin itu adalah karena manusia2 didalamnya yang malah ribut mencari kesalahan pihak lain, daripada membenahi manajemen pabrik itu sendiri...
Banyak sistem yang bisa diterapkan, dan banyak survei pada pabrik2 di banyak wilayah yang sukses bertahan dengan sistem2 tersebut, tinggal bagaimana kita menjalaninya...
Belajar menahan diri, bersakit2 dahulu demi sebuah pertahanan ekstra saat badai menghantam, atau malah menambah badai itu sendiri dengan konflik2 internal...

Waallahu A’lam ...

Al hanya berusaha mematuhi saja peraturan yang berlaku, menerapkannya sebatas lingkup kerja al sendiri bersama boz dan teman2 dari departement warehouse ini... paling tidak, nantinya, al pengen apa yang al rintis bersama boz dan rekan2 lain, bisa memotivasi departement lain untuk melakukan hal yang sama dengan kami... karena kami selalu yakin, kerjasama dan saling mendengarkan itu lebih penting dibanding ribut mencari kesalahan department lain... demi sebuah perbaikan... demi sebuah kelangsungan proses produksi...
God save us...

3 comments:

Anonymous said...

kayaknya perlu outbond gitu deh karyawan2nya. terus mainin beberapa game kerja sama. biar kompak

SeNanDung said...
This comment has been removed by the author.
SeNanDung said...

iya.. beberapa bulan lalu juga udah usul buat outbound akhir tahun ini, yg terbukti efektif buat jalin keakraban + kekompakan.tapi kayak'x susah buat disetujui ma manajemen, lagi pengiritan gini :(
but aniwe, thx ;) that's good idea