Wednesday, November 5

pernikahan dewasa :)

Tiba2 aja, kemaren ada yang angkat topic ini lagi : - PERNIKAHAN –
Hufff... ga ada matinya ya emang? Hehehehe... yaahh.. mungkin emang udah waktunya mikir ini kalee...
Kl boleh jujur, dari umur 20 tahun juga al udah punya niat buat nikah. Apalagi waktu itu al masih dibatam. Disana urusan pernikahan itu emang dipermudah, dan murah banget. Mungkin untuk menjaga hal2 yang ga diinginkan kale ya, ato karena sudah terjadi banyak hal yang tidak diinginkan.. hehehe...
Jadi disana, tiap hari yang dibahas di taklim kebanyakan ngomong pernikahan... baca buku nikah dini keren tuh, jadi tambah pengen nikah deh...
Tapi..yang namanya masih umur segitu, pengen c sebatas pengen. Belum ngerti segala hal tentang pernikahan...naif2nya...

Sampe sekarang juga, mungkin masih tinggi banget naifnya. But at least, sekarang da lebih banyak ilmu tentang pernikahan daripada dulu...
Mulai tau...bersyukur atas segala hal yang ga bisa al raih tahun2 kemaren. Atas gagalnya rencana nikah :)

Yaa... Al yakin Tuhan punya rencana lain. Dan Al bisa mengerti sekarang... Hamdallah...
Ups...jadi ngelantur...

Kemaren da temen yang tanya pendapat. Kita emang biasa debat, salah satu ngajuin topik, lalu kami bahas bersama... dan kemaren topik yang dia ambil, pacaran 3 tahun, menikah 3 bulan...
Hmm... al suka topik ne, dan ini emang bukan rekaan. Al punya rekan kerja yang ngalami hal ini. Pacaran bertahun2, dan akhinya, setelah berhasil menikah, cerai...

Ga tw dari mana asalnya, pertama kali yang al katakan adalah... ”cinta bisa berubah sewaktu-waktu, bahkan tanpa pernah kita sadari. Tapi hanya kedewasaan yang akan mengontrolnya, agar tak menjadi kebencian dan berlanjut pada permusuhan.”
Abis ngomong ngakak ndere... sokteu.com bangged ga ceeehh...? hehe

Penjelasan al adalah, bukan hal baru jika suami punya WIL, begitupun sebaliknya. Atau pacar punya selingkuhan.. kenapa? Karena al tau, al alami, al sadari, cinta antar manusia itu bisa merubah kapan saja. Ga ada yang pasti, apalagi dari omongan seorang manusia saja... (fiiuuhh..kesannya sakit ati banged ceehh? Hehe)
Ya..mencoba berpikir rasional aja, dan fakta seperti ini juga kerap terjadi...
So, ketika akhirnya atas dasar cinta itu mereka memasuki jenjang pernikahan, tanpa dibarengi dengan kedewasaan dan rasionalitas, maka itu lah yang terjadi...
Mungkin, sang suami akan menemukan wanita yang ternyata lebih baik, begitupun sebaliknya. Ato mungkin, terlalu banyak hal yang ditutupi selama mereka berpacaran, dan baru kebuka setelah pernikahan... dan salah satu pihak atau keduanya merasa kecewa
Lalu apa yang dibutuhkan? Tentu saja kedewasaan berpikir. Mengingat kembali komitmen pernikahan mereka. Apa yang menjadi tujuan pernikahan mereka...
Didalam agama islam, sejauh yang al tau, perceraian tidaklah diharamkan, tetapi sangat dibenci oleh Allah... itu menunjukkan, bahwa perceraian bukanlah satu2 nya solusi atas permasalahan yang timbul setelah pernikahan terjadi. Pernikahan bukanlah sekedar kata2 ”will u marry me” karena rasa cinta dan perasaan saling memiliki yang meluap2. pernikahan juga bukan akhir tujuan manusia. Justru pernikahan adalah titik awal, penyatuan dua manusia untuk menjadi yang lebih baik lagi... jelas ga bakal mudah jalani proses ini, karena sudah kodratnya setiap manusia untuk menjadi egois... gimana bisa saling menyatukan diri... kembali lagi, pada kedewasaan berpikir...

Gampangnya... sebelum memutuskan untuk menikah, pelajari kembali diri kita masing2. pahami lagi konsep pernikahan ala kita, apakah sejalan dengan calon pasangan kita. Jangan tutup telinga atas pendapat dan saran orang lain, karena bisa jadi, kita tak bisa berpikir rasional saat itu.
Jika sudah terlanjur menikah, dan ternyata ada hal yang bertentangan dengan prinsip diri, jangan terburu2 ambil keputusan untuk bercerai.. ingatlah lagi resiko yang akan kita terima. Ingatlah lagi perjuangan yang kita lakukan untuk menuju jenjang pernikahan.
Berpikir positif atas segala kejadian, saling memahami fungsi dan peran masing2 sebagai pasangan, mengkoreksi diri dan tidak menghakimi pasangan, dan yang terpenting adalah bicara dari hati ke hati. Ini sangat penting, agar segala apa yang menjadi uneg2 dan ganjalan dalam pernikahan bisa tersampaikan pada pasangan...
Kebanyakan yang terjadi pada pasangan yang bercerai adalah, banyaknya campur tangan orang lain (keluarga, orang tua, saudara, teman, dsb) yang membuat permasalahan menjadi semakin ruwet...

Jadikan masalah sebagai sarana untuk berkomunikasi lebih dalam lagi dengan pasangan kita, dan sudah menjadi kewajiban sebagaimana diajarkan dalam agama, untuk tidak membicarakan hal2 pribadi dalam pernikahan dengan orang lain...
Ingat, pernikahan adalah milik anda dan pasangan anda, jaga, simpan, rawat, dan kembangkan sendiri dengan pasangan anda.. bersikap tegas terhadap orang2 yang ingin mencampuri urusan pribadi kita....

Hmmm... lepas dari semua itu, kita manusia yang hanya bisa berusaha dan berdoa, let God do the rest :)
Tapi satu hal yang al pikir terpenting, mencoba berpikir positif atas segala kejadian. Ga selamanya hal yang kita sukai baik untuk kita, seperti yang tercantum dalam Al qur’an

………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Berpikir..berpikir..dan berpikir.. cinta bukan hal mutlak yang harus kita miliki, tapi barengilah dengan kedewasaan agar segalanya berjalan lebih baik lagi...

-Case closed-

By aya & reka kuncoro

No comments: